Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga dengan penuh semangat melaksanakan pengabdian masyarakat di Kabupaten Kupang. Kabupaten ini menjadi destinasi awal dari perjalanan Bakti Indonesia Timur #3. “Cinta dan rendah hati” adalah slogan RSTKA yang akan selalu tertanam dalam sanubari para relawan disaat mengarungi pulau pulau daerah timur ini.
Ekspedisi pada bulan ketiga ini akan berlangsung selama 21 hari dari tanggal 9-30 juli 2023 dengan 3 tujuan utama, yakni Oelamasi, Rote Ndao dan Sabu Raijua provinsi Nusa Tenggara Timur. Kabupaten Kupang menjadi destinasi awal dari ekspedisi kali ini, memiliki iklim tropis dan kering yang juga cenderung dipengaruhi oleh angin dan dikategorikan sebagai daerah semi arid karena curah hujan yang relatif rendah.
Pelayanan pada kabupaten Kupang dimulai dari hari Senin 10 Juli 2023, RSTKA menetapkan beberapa tempat pelayanan di RSUD Naibonat, Puskesmas Camplong, Puskesmas Naibonat, Puskesmas Oesao, Puskesmas Tarus, Desa Ekateta, Desa Kiuoni, Desa Sillu dan Desa Camplong.
Selama 5 hari di kabupaten Kupang, RSTKA membuka beberapa poli dan melayani 320 pasien poli penyakit dalam, 177 pasien poli kulit kelamin, 6 pasien jantung anak dan 11 rehabilitasi medik. Di puskesmas dan desa, relawan juga melayani 106 pemeriksaan USG dan ANC dan skrining stunting sebanyak 113 anak. Pada bakti yang diikuti oleh 20 relawan ini juga mengadakan pelatihan penyuluhan PPGDON dan resusitasi neonatal.
Perjuangan Tenaga Kesehatan Kabupaten Kupang – dr. Elsyeli
Salah satu dokter yang bertugas di daerah ini adalah dr. Elsyeli, dokter yang bertugas di puskesmas Oesao. dr. Elsyeli mengatakan bahwa sejak kecil sudah bercita-cita menjadi seorang dokter, ditambah dengan dukungan orang tua membuatnya semakin teguh untuk menggapai cita-citanya. dr Elsyeli memutuskan bahwa tujuan ia menjadi seorang dokter adalah untuk mengabdikan dirinya guna memberikan pelayanan kesehatan yang memadai kepada masyarakat Naibonat. “Tujuan saya yang utama menjadi seorang dokter adalah untuk melayani masyarakat Naibonat“, katanya.
Meski ia bisa memilih bekerja di kota yang notabenenya bisa mendapatkan gaji yang lebih besar dan dekat dengan rumah, tetapi ia memutuskan untuk mengabdikan dirinya di Naibonat yang jauh dari pusat kota. “Menurut saya menjadi seorang dokter adalah suatu panggilan dan panggilan saya adalah melayani masyarakat Naibonat ini” ujarnya.
“Karena daerah ini jauh dari perkotaan, penyakit infeksi dan non infeksi masih banyak terjadi. Penyakit yang sering terjadi disini itu penyakit infeksi seperti scabies, penyakit HIV dan TB juga sering terjadi. Selain itu penyakit non menular juga masih banyak terjadi seperti hipertensi, diabetes dan lain lain”, gumam Elsyeli.
“Saya berharap agar RSTKA dapat lebih sering mengunjungi lagi daerah-daerah di NTT, karena para masyarakat dan tenaga kesehatan sangat senang dengan pelayanan yang diberikan oleh RSTKA”
Pelayanan Poli Penyakit Dalam Di RSUD Naibonat Kupang
Pelayanan poli penyakit dalam baru pertama kali diselenggarakan dalam Bakti Indonesia Timur RSTKA. Pelayanan ini dilakukan oleh dokter Bagus PPDS IPD RSUD Dr. Soetomo Surabaya. dr. Bagus menyampaikan penyakit pada kabupaten Kupang sangatlah bermacam, kasus terbanyak dengan ISPA, Dyspepsia, HT, Fibromyalgia, Ankylosing spondyloarthropathy. Kebiasaan minum minuman alkohol, gaya hidup kurang sehat dan keterbatasan ekonomi menjadi faktor munculnya penyakit penyakit tersebut.
“Hal paling berkesan yang saya rasakan ketika menjadi relawan adalah disaat mengobati dan mengedukasi pasien usia 38 tahun mengalami gangguan rematik sampai deformitas, pasien dengan tekanan darah diatas 200 dan anemia yang disebabkan pendarahan pada dubur pasien akan tetapi tidak memiliki akses pengobatan” ucap dr.Bagus. Gangguan rematik deformitas adalah kendala pada sendi sendi sehingga menjadi kaku.
Menurut dr. Bagus menjadi relawan bagi seorang dokter adalah panggilan. Karena tugas dokter adalah mengabdikan diri kepada seluruh rakyat Indonesia. Bagus mengatakan “Meskipun saya memiliki banyak urusan di departemen, tetapi disaat saya ditugaskan untuk berlayar bersama RSTKA maka saya siap“.
Semangat selalu para relawan RSTKA. Dengan setiap langkah pengabdianmu, semoga bekas tanganmu akan terukir dalam cerita kebaikan dan harapan bagi negeri ini. Teruslah menorehkan jejak yang tak terlupakan.