Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) kembali memberikan pelayanan kesehatan untuk masyarakat di kawasan kepulauan terpencil di sisi timur Madura. Program pendampingan komperhensif pelayanan kesehatan ibu dan anak ini direncanakan berlangsung 5 September hingga 12 Nopember 2022.
Program ini dilakukan menyusul aksi Madura Sadar COVID-19 (Marco-19) pada September – November 2021, dan program Community Development pada Mei – Juni 2022. Dua program itu mengungkap tantangan pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang tinggal di kepulauan terpencil.
Dalam 21 hari pelayanan kesehatan rujukan RSTKA di sekitar Pulau Sapeken beberapa waktu lalu, 15 ibu hamil diputuskan harus menjalani proses melahirkan melalui operasi Caesar. Padahal, di pulau-pulau terpencil biasanya hanya ada bidan. RS Abuya di Arjasa belum memiliki dokter spesialis kebidananan dan kandungan, dokter spesialis anestesia dan dokter spesialis anak.
Jika bidan sudah angkat tangan, pasien harus dirujuk ke kota dengan fasilitas pelayanan dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Masyarakat di sekitar Pulau Sapeken biasanya mengirimkan pasien ke Singaraja (Bali) sejauh 80 mil perjalanan laut sekitar 12 jam dengan kapal, atau ke Banyuwangi sejauh 120 mil laut sekitar 17 jam perjalanan, atau ke Sumenep yang berjarak 130 mil dalam waktu 19 jam. Saat musim gelombang besar, perjalanan laut tidak segampang yang diperkirakan. Selain itu, meski biaya persalinan bisa ditanggung BPJS, keluarga pasien umumnya kesulitan biaya perjalanan dan biaya hidup selama tinggal di kota rujukan.
Dengan semangat ‘Semua sehat, termasuk orang-orang pulau’, RSTKA menyimpulkan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang komprehensif adalah palayanan kesehatan yang paling dasar dan paling dibutuhkan saat ini oleh masyarakat kepulauan.
Kali ini RSTKA di sponsori oleh PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) sebuah perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi terdepan di Indonesia. Protelindo berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif kepada penduduk sekitar pulau Sumenep.
Kapal RSTKA siap berangkat ke kepulauan untuk menyediakan fasilitas kamar operasi Cesare, melakukan skrining proaktif untuk menemukan kasus kehamilan resiko tinggi, memberi pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat Obstetri-Neonatus (PPGDON) untuk tenaga kesehatan, melakukan persuasi pernikahan dini, melakukan edukasi tentang stunting, sarasehan bersama masyarakat, serta berbagai kegiatan lainnya.
RSTKA akan memberikan pelayanan dan pendampingan yang komprehensif kepada ibu dan anak di nusantara dengan mengunjungi 20 pulau terpencil, antara lain Saobi, Gili Iyang, Sapudi, Raas, Kangean, Soapten, Saur, Saebus, Saseel, Sepanjang, Sapeken, Paliat, Sadulang Besar, Sadulang Kecil, Pagerungan Kecil, Pagerungan Besar, Sakala, Sapeken, Gili Genting, Gili Raja. Misi kali ini resmi dirilis oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
“Misi pengabdian kepada masyarakat yang kali ini mengambil pada pelayanan ibu dan anak di kepulauan ini sangat mulia, misi yang menjadi bagian penting dari perguruan tinggi. Termasuk misi penting dari orang profesional untuk memberikan pengabdian dan pelayanan bagi masyarakat.” Terang Prof. Dr. Mohammad Nasih, S.E., M.T., Ak Rektor UNAIR saat memberi sambutan.
Aktivitas ini juga melibatkan dukungan berbagai bentuk dari YBM PLN dan Investree, serta Civitas Akademika Universitas Airlangga, Ikatan Alumni Unair, RS Dr Soetomo, RS Unair, Bupati Sumenep, Pemprov Jatim, dan berbagai pihak yang tidak bisa disebut satu persatu.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi upaya dan inisiasi RSTKA dalam melaksanakan pelayanan ke pulau-pulau terpencil. Ia menilai apa yang dilakukan para akademisi dan relawan merupakan langkah tepat dalam membantu kesehatan masyarakat di daerah-daerah yang belum tersentuh pemerintah.
“Nenek moyang kita pelaut, kita masuk pandemi. Pelaut itu biasa nya sudah paham menghadapi badai yang besar, syaratnya mereka harus bekerja sama Tidak ada dokter yang hebat, kalau dia tidak pernah terlibat menangani suatu pulau yang terpencil. Selamat menempuh badai, selamat melayani masyarakat,” tutup Menkes RI