Menjadi bagian dari RSTKA adalah salah satu ceklist yang harus saya centang suatu saat nanti. Itu salah satu janji saya pada diri saya sendiri. Alhamdulillah kesempatan itu datang, disini saya bersama-sama melihat sisi lain dunia medis di tempat yang masih di wilayah Jawa, yaitu kepulauan – kepulauan kecil yang ada di sekitar kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Perjalanan dimulai dari darat dengan menggunakan bus dari Surabaya menuju pelabuhan Kalianget, Sumenep untuk dilanjutkan dengan menggunakan kapal cepat Bahari Express selama 3,5 jam untuk mencapai Pulau Kangean dimana kapal Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga berlabuh. Kangean adalah salah satu pulau yang terbesar di Sumenep dengan fasilitas kesehatan yang “cukup” namun masih tanpa kehadiran dokter spesialis di rumah sakit daerahnya. Kami hanya sejenak singgah untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju pulau Sakala dengan jarak tempuh 11-13 jam dengan RSTKA. 

Dalam perjalanan itu, datanglah kabar bahwa ada yang harus kami kunjungi untuk mendapatkan pelayanan, yaitu di Pulau sapeken, pulau yang letaknya di antara Kangean dan Sakala (tempat tujuan awal kita). Waktu tempuh dari Kangean sampai Sapeken adalah 7-8 jam. 

Tepat pukul 21.19 WIB kami bersandar di dermaga Sapeken dengan sambutan hangat dari kepala puskesmas, jajarannya serta warga setempat. Bergegaslah tim menuju Puskesmas Sapeken untuk melakukan evaluasi pada pasien untuk selanjutnya keputusan medis harus kami tentukan. 

Cito Operasi SC

Benar saja, pasien yang pertama sudah merasakan kesakitan proses persalinan sejak 2 hari, pembukaan hampir lengkap tanpa disertai tanda kemajuan persalinan. Pasien yang kedua dengan hamil lewat waktu dengan bekas operasi dari kehamilan sebelumnya dengan jumlah cairan ketuban yang sudah sangat minimal dan gerak janin yang mulai berkurang.

Lahirnya bayi ke-49 oleh dr. Citra dkk

Jika kami tidak hadir kemungkinan pasien akan dirujuk untuk mendapat fasilitas pelayanan kesehatan di faskes lanjutan dengan jarak tempuh tercepat 7-8 jam ke arah Bali, 12-14 jam ke Banyuwangi, dan 18-24 jam ke Sumenep. Tergantung jadwal kapal yang ada untuk pelayaran pada saat itu, membayangkan saja saya rasanya belum mampu, sungguh menjadi rujukan yang sangat beresiko. 

Lelah perjalanan selama 20 jam ke tempat ini rasanya layak untuk ditangguhkan. Semua data2 yang kami dapatkan memang mendukung untuk dilakukan tindakan operatif yaitu sectio caesarea pada kedua pasien. Bergegaslah kami memulai segala persiapan, mulai dari persiapan kamar operasi, alat-alat operasi, serta tim operasi. 

Kali ini saya juga diperlihatkan sebuah fenomena unik, yaitu transport pasien dengan ambulance beroda 3 (jika anda tau mobil pengangkut barang/sayur beroda 3 yang sering kita lihat bermerk viar/ tossa). Ya hanya kendaraan itulah yang bisa diandalkan, karena mobil tak akan muat melewati jalan di pulau ini. 

Lahirlah bayi ke-49 dan 50 yang berjenis kelamin perempuan dan laki-laki di atas Kapal RS Terapung Ksatria Airlangga dalam waktu 3 jam. Tiga jam untuk 2 pasien dengan kondisi minimalis tentunya sudah cukup memuaskan, tentunya tidak akan bisa terlaksana tanpa bantuan adik-adik dokter umum, bidan, perawat, dokter anestesi dan dokter bedah. 

Rasanya untuk mengeluhkan fasilitas yang biasa dengan mudahnya kita dapat tidaklah pantas. Tentang syukur yang sering kita lupakan. Tentang iba yang sering kita abaikan.

Foto bersama tim operasi SC di RSTKA

Tentang kebermanfaatan yang sering kita remehkan. Kadang kita lupa bersyukur dengan nikmat yang banyak kita dapatkan, mudahnya fasilitas kesehatan yang dapat kita jangkau, peralatan canggih yang mudah kita dapatkan, moda transportasi yang beraneka ragam.

Kadang kita abai dengan iba yg ada dalam hati kecil kita untuk memberikan yang terbaik semampu kita, tapi tertunda karena banyaknya hal yang bisa dijadikan alasan untuk menjadi benar. Kadang kita menganggap remeh tentang kemampuan kita, mungkin bagi kita, kita tidak membantu apa-apa, namun bagi orang yang membutuhkan kita adalah orang yang ditunggu-tunggu. 

Penulis : dr. Citra Aulia Bachtiar, Sp.OG adalah dokter spesialis yang ikut dalam pelayanan kesehatan di Pulau Sakala, Pagerungan Besar, Pagerungan Kecil, dan Pulau Sapeken pada 13-22 Juni 2022.

What's your reaction?
9Cool0Upset8Love0Lol

Add Comment

to top