Pulau Raas adalah salah satu pulau di Madura yang masuk pada kabupaten Sumenep. Pulau Raas bisa ditempuh selama 5 jam menggunakan kapal ferry dari Pelabuhan Kalianget, Sumenep. Salah satu pelabuhan yang aman untuk dikunjungi kapal RSTKA adalah pelabuhan Brakas. 

Pelabuhan Brakas dikelilingi beberapa pulau, diantaranya pulau Putri, Pulau Gowa-gowa, dan Pulau Tonduk. Sekedar informasi, kapal RSTKA bisa bersandar di pelabuhan dengan kedalaman minimal 2 meter. Pelabuhan Brakas sendiri sudah bisa digunakan bersandar oleh kapal ferry, maka secara otomatis kapal RSTKA bisa sandar di pelabuhan tersebut. Kondisi laut yang tenang semakin memudahkan kapal untuk bersandar, sehingga kegiatan operasi di kapal bisa berjalan lebih aman dan nyaman.

Tenangnya lautan Pulau Raas bak kolam renang

Ketenangan kapal menjadi faktor penting untuk memberikan kenyamanan pada dokter yang akan menjalankan operasi di dalamnya. Juga berpengaruh terhadap transportasi pasien dari kapal menuju ke darat. Apakah kapal selalu tenang? Tentu saja tidak. Ini terjadi pada saat operasi di Pulau Gili Iyang, pulau pertama pada misi kali ini. Ada beberapa relawan dokter yang mual saat melakukan operasi yang disebabkan oleh ombak yang menggoyangkan kapal sehingga harus digantikan oleh dokter lainnya. 

Operasi SC

Operasi Caesar menjadi salah satu operasi yang paling mengharukan dan membanggakan bagi RSTKA. “Mungkin hal ini sudah sangat biasa dilakukan di rumah sakit besar di kota, namun bagi dokter obgyn yang mengerjakan, operasi ini sangatlah berbeda. Karena dilakukan di dalam kapal, dengan kondisi yang tidak ideal, dengan peralatan yang terkadang terbatas karena biasanya di RS menggunakan alat yang proper, namun dengan harus tetap memberikan pelayanan yang terbaik dan sesuai dengan standar etik kedokteran”. Ungkap dr. Nanda Bagus Pratiktio, dokter PPDS obgyn di RS Dr. Soetomo. 

RSTKA memberikan pelayanan kesehatan di Pulau Raas mulai dari 25 Mei – 2 Juni 2022. Selain operasi SC dan poli kandungan, ada beberapa layanan poli yang diberikan, di antaranya poli bedah, poli gigi, poli mata, dan poli penyakit dalam. 

dr. Nanda berhasil mengeluarkan bayi dari perut ibunya

Selama 4 tahun lebih berlayar, tak kurang sebanyak 47 bayi dilahirkan di kamar OK RSTKA. Operasi SC di Pulau Raas berhasil dilakukan kepada 4 pasien, masing dilakukan pada tanggal 26 Mei, 1 dan 2 Juni 2022. “Alhamdulilah semua bayi lahirnya baik, ibu dalam kondisi baik, dan post luka operasi sejauh ini kondisinya bagus”. Ungkap dr. Nanda. 

Kebahagiaan bagi keluarga, karena jika akan menjalankan operasi SC, masyarakat Pulau Raas harus berkunjung ke rumah sakit di Kota Sumenep atau Situbondo dengan waktu perjalanan yang lama dan dengan biaya yang tidak sedikit.

Nama Bayi

Sebagai ungkapan syukur dan terima kasih kepada para dokter yang telah membantu proses persalinan, beberapa kali bayi yang lahir di RSTKA diberikan tambahan kata Airlangga atau Ksatria. Namun di Pulau Raas kali ini ada yang lebih unik, yaitu ada bayi yang diberikan nama sesuai nama dokter yang membantu kelahiran. Bayi yang lahir pada 2 Juni 2022 tersebut diberi nama “Nanda Aji Samudera”, Nanda adalah dokter obgyn sebagai operator utama pada proses operasi, sementara Aji adalah dari dr. Lahuda Ajinegoro sebagai dokter bedah yang menjadi asisten operasi SC. Beberapa relawan sempat terkejut, terharu, dan tersenyum mendengar cerita nyata tersebut. 

Visiting pasien setelah operasi

“Pemerataan pelayanan kesehatan di Indonesia khususnya di kepulauan masih menjadi PR kita bersama, khususnya untuk mewujudkan sila pancasila keadilan sosial bagi seluruh rakyat di Indonesia”. Ungkap dr. Agus Harianto, Sp.B selaku direktur Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga saat peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2022 di kapal pagi itu. 

Maka salah satu solusinya adalah dengan menjemput bola melalui pelayanan kesehatan bergerak dengan Rumah Sakit Terapung. “Ternyata berlayar dan operasi di kapal itu unik ya, karena ada sedikit goyang-goyang, beberapa teman-teman juga muntah, termasuk saya juga oleng beberapa kali, namun ini menjadi pengalaman yang mengesankan, dan challenging tentunya”, kesan dari dr. Nanda selama berlayar bersama RSTKA. 

Selagi kapal masih bisa berlayar, RSTKA akan terus mengarungi samudera dan menyelamatkan anak bangsa. Demi terwujudnya cita-cita bangsa untuk memberikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia khususnya di bidang kesehatan.  

Penulis : Rohiim Ariful

What's your reaction?
7Cool0Upset1Love0Lol

Add Comment

to top